Penulis : Syasya | 08 April 2012
Mendengar cerita kakak yang tinggal
di Cilacap tentang kasus dokter RD (Inisial) yang telah melakukan
aborsi kepada sejumlah pasiennya. Sungguh tak percaya bercampur
penasaran karena saya pernah datang ke kliniknya yang kebetulan dekat
dengan tempat tinggal kakak saya.
Penulis : Syasya | 08 April 2012
Mendengar cerita kakak yang tinggal
di Cilacap tentang kasus dokter RD (Inisial) yang telah melakukan
aborsi kepada sejumlah pasiennya. Sungguh tak percaya bercampur
penasaran karena saya pernah datang ke kliniknya yang kebetulan dekat
dengan tempat tinggal kakak saya.
Penulis : Syasya | 08 April 2012
![http://media.vivanews.com/thumbs2/2012/03/16/147933_lokasi-praktek-aborsi-cilacap_300_225.jpg](http://media.vivanews.com/thumbs2/2012/03/16/147933_lokasi-praktek-aborsi-cilacap_300_225.jpg)
Mendengar cerita kakak yang tinggal
di Cilacap tentang kasus dokter RD (Inisial) yang telah melakukan
aborsi kepada sejumlah pasiennya. Sungguh tak percaya bercampur
penasaran karena saya pernah datang ke kliniknya yang kebetulan dekat
dengan tempat tinggal kakak saya.
Jangan curiga dulu ya?saya datang
bersama tetangga rumah di Cilacap hanya ingin menanyakan tentang KB
yang akan saya gunakan. Sementara tetangga saya Mbak Ida (nama samaran)
ia berencana memasang KB IUD. Saat bertemu denganya ia sosok dokter yang
perlente, ia mengunakan jens dan atasan hem. Ia tak memakai baju putih
seperti kebanyakan dokter-dokter yang lain perangainya yang ramah
membuat pasiennya yang kebanyakan wanita jadi senang.
Karena penasaran banget akhirnya saya mencari-cari berita tentang dirinya dan seperti yang saya lihat disini.
Sungguh berita yang benar-benar menghebohkan masyarakat Cilacap betapa
tidak sang dokter telah melakukan praktek aborsi selama 30 tahun.
Bayangkan berapa banyak janin bayi yang telah ia gugurkan dengan paksa
walau sang pasien yang mengendakinya bahkan dalam jangka waktu januari
maret saja sudah 500 janin apalagi selama 30 tahun hiiiiiiiiiii serem.
Menurut berita yang saya dengar dan baca
para pasien aborsi kebanyakan usia dibawah umur, sungguh fenomena yang
sangat memprihatinkan. Dimanakan peran orangtua dalam mengarahkan putra
putrinya. Sepertinya dari sekian banyak pasien dokter RD kebanyakan
adalah masyarakat Cilacap dan sekitarnya. Banyaknya barang bukti yang
ditemui di lokasi seperti potongan-potongan organ tubuh manusia yang
berada di septiteng khusus untuk janin yang telah diaborsi/
Iseng-isang saya mencoba Chating dengan
mbak Ida menanyakan bagaimana dengan IUD yang telah ia pasang dengan
dokter RD dulu. Setahu saya sebaiknya dimana ia pasang IUD nya disitu
ia melepas IUD nya jika habis masa pakainya. Saat saya tanyakan
ternyata mbak Ida sedang galau pasalnya dokter yang menagani IUD nya
yaitu dokter RD telah ditetapkan sebagai tersangka.
Teman mbak Ida (mbak Shanti) memasang
IUD di dokter RD juga, beberapa hari yang lalu IUD nya telah habis
masanya ia berencana untuk melepasnya. Namun sayang beberapa rumah
sakit tak mampu melepas IUD nya. Alasanya adalah karena dokter RD
memiliki cara tersendiri untuk memasang IUD nya. Terpaksa ia harus ke RS
di Jakarta untuk dapat melepaskan IUD nya, karena itu mbak Ida jadi
galau soalnya sebentar lagi masa IUD nya harus dilepas. Saya hanya bisa
berkata kepadanya mau tunggu dokter RD bebas mbak untuk melepas IUD nya?
hehehehe.
Membayangkan kasus dokter RD ini saya
jadi berfikir dimana peran orangtua anak-anak dibawah umur yang
melakukan aborsi. Kemanakan mereka sampai sang putri bisa kecolongan
seperti ini, duh membayangkannya saja saya sudah ngeri mengingat saya
punya anak perempuan semua. (semoga terhindar dari perbuatan seperti itu
……… amin).
Apa yang sedang melanda remaja
Indonesia, apakah karena pergaulan yang bebas tanpa pengawasan orangtua.
Atau karena cara bergaul anak jaman sekarang yang serba
kebarat-baratan. Atau karena cepatnya tehnologi informasi di Internet
yang digunakan para remaja kita untuk mencari tahu sesuatu yang berbau
parno. Duh kalau dicari-cari siapa yang salah dengan pergaulan remaja
kita pasti gak ada ujungnya.
Di Korea sendiri memang aborsi
diperbolehkan dan banyak wanita dewasa yang hamil sebelum menikah, hal
seperti itu memang lumrah dan biasa. Bahkan untuk wanita dewasa yang
belum menikah dan hamil pun sepertinya tidak menjadi aib keluarga. Namun
berbeda dengan kasus hamil di usia muda atau dibawah umur hal
tersebut menjadi aib keluarga yang harus ditutupi. Walau pada akhirnya
jika dibawah usia kehamilan 2 bulan baru boleh di aborsi jika telah
lewat maka rumah sakit dan dokter manapun tidak akan memberikan ijin
untuk diaborsi kecuali si pasien mempunyai penyakit yang bisa
membahayakan nyawanya.
Saya pikir orangtua dan anak sama-sama
memiliki peran yang penting dalam pergaulan si anak. Sebaiknya untuk
mencegak agar buah hati kita tidak terjerumus kepada pergaulan yang
bebas sebaiknya orangtua berperan sebagai teman bagi anaknya. Karena
dengan berteman maka akan tercipta komunikasi yang baik untuk anak
kepada orangtuanya atau dengan katalain sang anak mau terbuka dan
berterus terang tentang cerita apa saja yang ia tahu dan yang ingin ia
ketahui.
Semoga dengan cara seperti ini kita
mampu melindungi sang anak dari pergaulan bebas yang dapat menjerumuskan
kehidupan mereka kelak. Bukan saja karena agama yang baik, ahlak yang
budiman ataupun budipekerti dan perangai yang baik yang mampu menjadikan
anak-anak kita tumbuh menjadi anak yang baik. Semuannya berpulang pada
kita semua, Yuk jadilah orangtua yang mampu menjadi sahabat bagi putra putri kita.
Salam Sya, HCM 08.04-2012
[Sumber : Kompasiana.com]
0 komentar:
Posting Komentar